Lomba Ngelemang di Festival Sekala Bekhak XI: Tradisi yang Tetap Nge-hits di Tengah Zaman Modern
- account_circle Admin
- calendar_month Sab, 19 Jul 2025
- comment 0 komentar

Lampung Barat, LambarXpose.com – Aroma santan dan bara api dari bambu-bambu yang berjajar di Lapangan Merdeka, Pasar Liwa, membuat siapa pun yang lewat pasti menoleh. Ya, Festival Sekala Bekhak XI kali ini bukan hanya soal parade budaya dan seremonial resmi—ada yang lebih menggugah: Lomba Ngelemang!
Kegiatan yang digagas Pemerintah Kabupaten Lampung Barat ini bukan sekadar lomba masak, tapi juga upaya nyata melestarikan kuliner khas yang nyaris punah—lemang, si nasi ketan santan yang dibakar dalam bambu dan biasanya hanya muncul di momen-momen spesial.
Yang bikin makin menarik, lomba ini dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Lampung Barat, Nukman, yang justru tampil santai dan membaur bersama peserta. Alih-alih sekadar membuka acara secara formal, pria yang dikenal dekat dengan budaya lokal ini malah ikut nyambai bareng masyarakat. Suasana pun berubah hangat, penuh canda dan aroma lemang yang menggoda.
“Lemang ini bukan cuma makanan, tapi bagian dari identitas kita. Sayangnya sekarang makin jarang dibuat, apalagi oleh anak muda. Jadi kita lombakan biar kembali nge-tren,” ujar Nukman sambil tersenyum.
Sebanyak ratusan batang bambu lemang disiapkan oleh Pemkab, lalu dibagi ke 15 pekon dari Kecamatan Sukau, Balik Bukit, dan Batu Brak. Peserta diberi kebebasan menampilkan kreativi tas mereka dalam memasak lemang – ada yang memakai daun pandan, ada yang menambahkan kacang merah, bahkan ada yang menyulap tampilan lemang jadi mirip snack kekinian.
Menurut Nukman, lemang bukan sekadar makanan tradisional, tapi juga simbol kuat dalam adat istiadat Lampung Barat. Dari kelahiran hingga kematian, lemang selalu hadir dalam prosesi adat.
“Kalau anak-anak muda sekarang nggak kenal lagi sama lemang, bisa-bisa lima atau sepuluh tahun lagi kita cuma bisa lihat fotonya di Google,” kelakar Nukman yang langsung disambut tawa peserta.
Ia berharap tahun depan lomba ngelemang bisa lebih besar, dengan partisipasi lebih banyak dari kalangan muda. Karena sejatinya, pelestarian budaya bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab bersama-terutama generasi penerus.
Festival ini jadi bukti bahwa warisan leluhur bukan untuk disimpan di museum, tapi dihidupkan, dirayakan, dan tentu saja-dicicipi. (red)
- Penulis: Admin
Saat ini belum ada komentar