Mediasi Tawuran Pelajar di Lampung Barat: Dari Emosi ke Edukasi
- account_circle Admin
- calendar_month Sen, 8 Sep 2025
- comment 0 komentar

Lampung Barat, LambarXpose.com – Tawuran antar pelajar kembali menjadi perhatian serius dunia pendidikan. Kasus perkelahian siswa SMPN 1 Liwa dan SMPN Sekuting Terpadu yang terjadi pada Rabu, 3 September 2025 di jalur dua Taman Makam Pahlawan, Lampung Barat, akhirnya diselesaikan melalui mediasi. Rapat mediasi digelar pada Senin, 7 September 2025, bertempat di SMPN 1 Liwa, Pekon Sebarus, Kecamatan Balik Bukit.
Mediasi ini dihadiri oleh berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, aparat keamanan, hingga komite sekolah dan guru BK. Hadir di antaranya Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung Barat Tati Sulastri, S.Sos., MM, Camat Balik Bukit Juremiyudi, SH., MM, Kapolsek Balik Bukit Iptu Saptudin, Kepala Bidang SD dan SMP Seno Susanto, Kepala Sekolah SMPN 1 Liwa Hifzon Zohid, S.Pd.I, Kepala Sekolah SMPN Sekuting Terpadu Budi Santoso, S.Pd., MM, serta unsur kepolisian dan guru BK dari kedua sekolah.
Kehadiran lengkap lintas sektor ini menunjukkan komitmen bersama dalam menangani persoalan kenakalan remaja bukan dengan hukuman semata, melainkan dengan pendekatan edukatif dan pembinaan karakter.
Dari hasil pendataan, tercatat empat siswa SMPN Sekuting Terpadu serta delapan belas siswa SMPN 1 Liwa ikut serta dalam tawuran tersebut. Bahkan, dua di antaranya kedapatan membawa senjata tajam.
Fenomena ini menggambarkan bahwa remaja berada pada masa pencarian jati diri yang rentan dipengaruhi oleh emosi, pergaulan, dan lingkungan. Oleh karena itu, peran sekolah, orang tua, dan masyarakat menjadi sangat penting dalam memberikan bimbingan yang tepat.
Rapat yang berlangsung hingga pukul 11.15 WIB menghasilkan sejumlah langkah konkret:
- Pembinaan dan Bimbingan Konseling bagi seluruh siswa yang terlibat, dengan pendampingan Dinas Pendidikan, pihak kepolisian, guru BK, dan komite sekolah.
- Pendataan siswa sebagai catatan khusus bagi sekolah dan orang tua agar dilakukan pengawasan lebih lanjut.
- Pembuatan surat pernyataan dan perjanjian sebagai bentuk komitmen siswa agar tidak mengulangi tindakan serupa.
Langkah-langkah ini diharapkan bukan hanya menyelesaikan masalah sesaat, tetapi juga mencegah terulangnya insiden serupa di masa mendatang.
Plt. Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Lampung Barat, Tati Sulastri, menegaskan bahwa kejadian ini menjadi pengingat pentingnya pendidikan karakter di sekolah. Menurutnya, pembelajaran tidak cukup hanya menekankan aspek akademik, tetapi juga harus menguatkan nilai disiplin, tanggung jawab, dan saling menghormati.
Senada dengan itu, Kapolsek Balik Bukit Iptu Saptudin menekankan bahwa pihak kepolisian siap mendampingi sekolah dalam mencegah kenakalan remaja melalui pendekatan pembinaan, bukan sekadar penindakan. (red)
Kasus tawuran ini menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam membimbing generasi muda. Dengan pembinaan yang tepat, siswa diharapkan dapat kembali fokus pada pendidikan dan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter, bertanggung jawab, serta mampu menjaga nama baik sekolah maupun daerahnya.
- Penulis: Admin