Catatan Kecil Festival Sekala Bekhak XI: Menyalakan Kembali Rasa, Merawat Kebersamaan
- account_circle Admin
- calendar_month 18 jam yang lalu
- comment 0 komentar

Oleh: Redaksi LambarXpose.com
Opni, LambarXpose.com – Festival Sekala Bekhak XI kembali digelar dengan penuh semarak. Dua hari yang hangat di Taman Kota Liwa menyuguhkan ragam penampilan budaya yang kaya, menggambarkan betapa berwarnanya warisan adat Lampung Barat. Panggungnya megah, irama musiknya menggugah, dan antusiasme masyarakat pun terasa nyata.
Namun di sela gemerlap dan semarak tersebut, ada satu hal yang patut direnungkan bersama—bukan sebagai kritik, melainkan sebagai ajakan untuk kembali memeluk esensi dari festival itu sendiri: rasa memiliki.
Festival budaya, pada hakikatnya, bukan hanya soal pertunjukan. Ia adalah ruang untuk merayakan identitas bersama, tempat bertemunya masa lalu dengan masa kini, dan sekaligus ajakan bagi generasi penerus untuk ikut merasa menjadi bagian dari perjalanan itu.
Kita tentu bersyukur, pemerintah daerah telah bekerja keras menyelenggarakan festival ini. Namun ke depan, mungkin bisa dipertimbangkan bagaimana ruang-ruang partisipasi masyarakat, terutama dari pekon-pekon dan komunitas budaya lokal, dapat semakin diperluas. Ketika anak-anak muda di desa diberi kesempatan untuk terlibat secara aktif—bukan hanya sebagai peserta, tapi juga sebagai penggagas dan penggerak—di sanalah rasa memiliki itu tumbuh secara alami.
Tidak sedikit dari rangkaian acara yang diisi oleh pegawai atau perwakilan instansi. Ini tentu tetap membawa nilai positif, menunjukkan bahwa semangat pelestarian budaya mendapat dukungan dari berbagai lini. Namun, akan lebih bermakna bila ke depan, porsi bagi masyarakat akar rumput, sanggar-sanggar tradisional, dan pelaku budaya lokal bisa lebih diutamakan—agar mereka merasa bahwa ini benar-benar ruang mereka, panggung mereka.
Apa yang telah dicapai pada Festival Sekala Bekhak tahun ini adalah langkah maju yang perlu disyukuri. Tapi seperti halnya api yang menyala, semangat budaya juga perlu dijaga agar tidak padam setelah pesta usai. Sebab budaya hidup bukan di panggung megah, melainkan dalam keseharian—di rumah, di ladang, di sekolah, dan di ruang-ruang kecil tempat nilai-nilai diwariskan.
Kami yakin, niat baik telah menjadi dasar dari semua ini. Dan dengan ruang refleksi yang jujur dan terbuka, ke depan festival ini bisa semakin terasa sebagai milik bersama. Bukan hanya untuk ditonton, tapi untuk dihayati dan diteruskan.
Semoga Festival Sekala Bekhak tak hanya menjadi perayaan tahunan, tetapi juga menjadi denyut yang mengalir dalam kehidupan masyarakat Lampung Barat—menguatkan akar, menyalakan semangat, dan merawat kebersamaan. (*)
- Penulis: Admin
Saat ini belum ada komentar